Hati yang mati dapat didefinisikan sebagai hati yang tidak memiliki kehidupan di dalamnya. Hati yang mati tidak akan mengenal Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW, sehingga hati yang mati tidak akan menyembah Allah dan menjalankan perintah-Nya. Ia hanya akan menuruti hawa nafsu dan hanya mengejar dunia.
.
Bahkan ia tidak akan peduli pada amalan baik apa yang sudah ia kerjakan seakan ia akan hidup di dunia untuk selamanya. Ia tidak akan dapat menerima nasehat baik dan tidak dapat menerima kebenaran yang jelas sudah pasti adanya. Karena Allah telah menutup mata hatinya dan menutup pintu hidayah untuknya. Astaugfirullah. Berikut beberapa tanda-tanda hati yang telah mati diantaranya:
1. “Tarkush Sholah” Berani meninggalkan sholat
“Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 277)
2. “Adzdzanbu bil fahri” Tenang tanpa merasa berdosa padahal sedang melakukan dosa besar
“Setiap umatku akan dimaafkan kesalahan/dosanya kecuali orang-orang yang berbuat dosa dengan terang-terangan. Dan termasuk berbuat dosa dengan terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu dosa di waktu malam dan Allah menutup perbuatan jelek yang dilakukannya tersebut2 namun di pagi harinya ia berkata pada orang lain, “Wahai Fulan, tadi malam aku telah melakukan perbuatan ini dan itu.” Padahal ia telah bermalam dalam keadaan Tuhannya menutupi kejelekan yang diperbuatnya. Namun ia berpagi hari menyingkap sendiri tutupan (tabir) Allah yang menutupi dirinya.”
(HR. Al-Bukhari no. 6069 dan Muslim no. 7410)
3. “Karhul Qur’an” Tidak mau membaca bahkan menjauh dengan ayat-ayat Al-Qur’an
Hati yang telah mati, ketika disampaikan nasehat dan ancaman Allah ia tidak akan tersentuh hatinya. Dia juga tidak akan terpengaruh, tidak mendengar, lalai membaca Al-Qur’an sehingga berpaling dari Al Qur’an. Padahal AL-Qur’an adalah sebenar-benarnya petunjuk dari Allah untuk menjalani kehidupan dunia dan akhirat. “Maka apakah mereka tidak memper-hatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci.” (QS. Muhammad:24)
4. “Hubbul Ma’asyi” Terus Menerus berbuat maksiat
“Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai” (QS. An-Nahl:108)
5. “Asikhru” Sibuknya hanya mempergunjing, buruk sangka dan merasa dirinya paling suci
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (QS. Al-Hujuraat: 6)
6. “Ghodbul Ulamai” Sangat benci dengan nasihat baik dan ulama
“ Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (QS. Al-A’raf ayat 179)
7. “Qolbul Hajari” Tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, siksa kubur, dan akhirat
“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin.” (As-Sajdah/32:12)
8. “Himmatuhul bathnu”Gilanya pada dunia tanpa peduli dosa
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’am: 32)
9. “Anaaniyyun” Senang melihat orang susah dan menderita
“Telah masuk ke dalam tubuhmu penyakit-penyakit umat terdahulu (yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut”. (H.R. Ahmad dan Tirmidzi)
10. “Al Intiqoom” Pendendam yang hebat
“Dan Balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim”.(QS. Asy Syura :40)
Wallahua’lam
.
Salam Hangat Fayda Team
Sumber: http://jakartaislami.blogspot.com
Leave a reply