Pasangan mana yang tak ingin hidup berumah tangganya selalu bahagia. Semua pasti mengidamkannya, hangat dan penuh cinta seperti sepasang pengantin baru. Namun, sejatinya tidak ada yang sempurna didunia ini. Wajar jika tidak semua yang kita inginkan akan didapatkan. Dunia adalah negeri yang penuh dengan ujian dan kesulitan. Salah satunya adalah ketika rumah tangga diuji. Kadang, seorang istri harus ikhlas menerima kenyataan bahwa ia menikah dengan seorang pria yang jauh dari sosok yang ia harapkan dan idamkan. Begitupun sebaliknya.
.
Didalam pernikahan, pasti penuh cobaan dan rintangan yang harus dilalui, sebagian membuat pondasi cinta goyah bahkan ambruk tak tersisa. Harapan dan kenyataan tak jarang membuat kita menyerah. Pertengkaran yang awalnya menjadi bumbu-bumbu pernikahan terkadang kadarnya terlalu banyak hingga rasanya tak enak lagi untuk dikecap. Sebagian dari pasangan suami istri akhirnya memilih untuk berpisah agar bisa tenang dan terbebas dari beban yang terasa begitu berat.
.
Setiap istri pasti ingin dicintai apapun kondisinya dan kapan pun mereka berdua mengayuh bahtera rumah tangga. Berikut rangkuman kondisi yang menguji suami diantaranya:
1. Saat Suami Jadi lebih Kaya
Ada istilah “kesetiaan perempuan diuji saat suaminya tak memiliki apa-apa, kesetiaan laki-laki diuji saat ia memiliki segalanya.” Ketika seorang suami menjadi kaya raya padahal sebelumnya pas-pasan, di situ ia diuji apakah ia tetap mencintai istrinya seperti semula atau tidak. Dalam kondisi pas-pasan, umumnya laki-laki akan bekerja keras dan fokus “berjuang”. Namun saat ia kaya raya, apalagi kekayaannya terus mengalir dengan mudah tanpa harus kerja keras seperti dulu, godaan itu datang. Apalagi memang banyak wanita yang mau dengan lelaki kaya. Bahkan terkadang ada wanita yang tak malu untuk menggoda. Jika suami tetap mencintai istrinya yang telah menemaninya berjuang sejak masa susah, terbuktilah kualitas dan kemuliaannya.
2. Saat Istri tak cantik lagi
Hampir setiap pasangan muda, apalagi pengantin baru, pasti cintanya menggebu-gebu. Seakan dunia milik berdua. Yang lain hanya kontrak atau menyewa. Saat istri masih muda, kulitnya masih kencang, wajahnya masih cantik, ujian cinta tidak seberapa. Namun ketika usia pernikahan sudah memasuki 15 tahun dan usia mereka memasuki 40 tahun, kondisi mulai berubah. Istri tak secantik dulu. Kulitnya tak sekencang dulu. Apalagi di saat itu, kadang lelaki memasuki masa “pubertas kedua.” Saat itulah cinta suami diuji. Karenanya Rasulullah mewasiatkan agar ketika menikah, seorang laki-laki menjadikan agama sebagai alasan utama. Bukan kecantikan, sebab kecantikan bisa pudar.
3. Ketika Istri belum Hamil
Sudah bertahun-tahun menikah, istri belum juga hamil. Ini juga ujian cinta bagi suami. Apakah ia bisa bersabar seraya berprasangka baik kepada Allah dan tetap mencintai istrinya, atau justru cintanya kandas. Nabi Zakariya adalah teladan terbaik dalam ujian cinta ini. Usianya telah memasuki 80 tahun. Berpuluh tahun menanti kehadiran seorang putra, namun belum juga memilikinya. Kendati demikian, cintanya pada istri tetap abadi. Hingga kemudian beliau berdoa sebagaimana diabadikan Allah dalam Surat Al Anbiya’ ayat 89-90. Allah pun mengabulkannya, memberinya putra sekaligus dengan nama dari sisi-Nya yaitu Yahya.
4. Istri mengandung dan melahirkan
Dua hal yang menjadi kodrat wanita dan tak mungkin dialami pria adalah mengandung dan melahirkan. Dua kondisi ini menjadikan wanita sebagai ibu yang demikian mulia dan tinggi kedudukannya. Namun, terkadang suami diuji pada kondisi ini. Rata-rata, wanita yang hamil dan melahirkan akan berubah bentuk tubuhnya. Tak lagi langsing, tak lagi seksi. Bagi sebagian laki-laki, ini adalah ujian cinta apakah ia tetap mencintai istri sepenuh hati atau justru cintanya banyak berkurang.
5. Istri Berubah
Dulu romantis, sekarang cerewet. Dulu muda, sekarang tua. Dulu rapi, sekarang sering berantakan. Suami yang lemah iman akan bermain belakang ketika merasa istrinya sudah berubah. dalam sebuah hadits Nabi Muhammad mengatakan bahwa sebaik-baik laki-laki adalah yang paling baik kepada istrinya. Ketulusan dan kesetiaan itu mahal. Dan, hal itu tidak akan mungkin didapat dari orang yang berjiwa murahan. Laki-laki sejati paham ini.
.
Ambilah Hikmah ketika rumah tangga diuji.
Berat memang untuk ikhlas menghadapi ujian apalagi menyangkut masalah hati, tapi yakinlah bahwa takdir yang diberikan Allah pasti sanggup untuk kita hadapi. Ada banyak hikmah sebagai bekal pelajaran hidup kedepannya. Mustahil hidup manusia dipenuhi kesenangan setiap saat. Dan Allah SWT memberikan ujian dan kesedihan untuk menghapus dosa-dosa kita yang telah lalu. Yakinlah bahwa kesedihan yang datang adalah salah satu cara Allah untuk menyayangi hambaNya. Jika dilalui dengan bijak dan kesabaran semoga dosa-dosa kita akan diampuni oleh Allah dan dinaikkan derajatnya sebagai orang yang beriman.
.
Bagaimana Cara Allah mencintai hambanya?
“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah).
.
Sesungguhnya, setelah kesulitan ada kemudahan. Pada akhirnya kebahagiaan sejati dan kokohnya rumah tangga hingga maut memisahkan adalah buah dari penempaan, gemblengan dan cobaan yang bertubi-tubi menerjang pelayaran cinta. Justru disinilah letak “seni dan rasa” berumah tangga. Semakin merasa memiliki, menyayangi ketika telah melewati kesedihan dan kesulitan.
.
Rumah tangga adalah sebuah proses. Menuju sakinah perlu proses yang perlahan dan panjang. Tidak ada yang instan. Semoga rumah tangga yang kita jalani dilimpahkan keberkahan dan menjadi rumah layaknya surga. Jika ada yang tengah berada dalam kesedihan dan ujian, semoga diberi kekuatan dan kesabaran. Aamiin….
.
Salam Hangat Fayda Team
Sumber: https://webmuslimah.com
Leave a reply