Salah satu waktu mustajab untuk berdoa adalah ba’da ashar di hari Jumat. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, :
‘Pada hari Jum’at terdapat dua belas jam (pada siang hari), di antara waktu itu ada waktu yang tidak ada seorang hamba muslim pun memohon sesuatu kepada Allah melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah ia di akhir waktu setelah ‘Ashar.’[HR. Abu Dawud]
.
Hadits ini sahih, menjelaskan bahwa waktu mustajab itu berada pada waktu akhir setelah Ashar dan sebelum Maghrib. Dengan penjelasan ini, pada hari Jumat satu jam sebelum Maghrib seorang muslim seyogyanya segera bergegas mengambil air wudhu dan pergi ke masjid, lalu melaksanakan shalat tahiyatul masjid.
.
Setelah itu duduk dan berdoa dengan penuh kesungguhan dan kerendahan diri kepada-Nya sambil menunggu waktu shalat Maghrib. Sebab, barangsiapa yang duduk menunggu datang waktu shalat berarti sama halnya ia sedang melaksanakan shalat. Apalagi dia berdoa meminta kebaikan dunia dan akhirat kepada Tuhannya di waktu yang mulia, waktu yang Allah pasti mengabulkan doa. Waktu yang dipersilakan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya, maka orang yang mengharamkan kebaikannya pasti akan diharamkan. Orang yang bahagia adalah orang yang sibuk dan menyibukkan diri dengannya, mempersiapkan diri menjemputnya. Dengan demikian, pada saat yang mustajab ini Allah tidak akan melihatmu lupa kepada-Nya atau melalaikan waktu yang istimewa ini.
“Bagi yang menginginkan mencari waktu mustajab setelah Ashar hari jumat, ada beberapa cara:
.
1. Tetap tinggal di masjid setelah shalat ashar, tidak keluar dari masjid dan berdoa. Ditekankan ketika akhir waktu ahsar (menjelang magrib), ini adalah kedudukan tertinggi.
Said bin Jubair jika shalat ashar tidaklah berbicara dengan sseorangpun samapi tenggelam matahari.
2. Ia berangkat ke masjid menjelang magrib kemudian shalat tahiyatul masjid, berdoa sampai akhir waktu ashar ini adalah kedudukan pertengahan
3. Ia duduk ditempatnya –rumah atau yang lain- berdoa kepada Rabb-nya sampai akhir waktu ashar. Ini adalah kedudukan terendah. [Fatwa Sual Wal Jawab no.112165]
“Dahulu Sa’id bin Jubair apabila telah shalat ashar, ia tidak berbicara dengan seorang pun sampai tenggelam matahari (magrib) karena sibuk dengan berdoa.” [Zadul Ma’ad 1/384]
“Dahulu Thawus bin Kaisan jika shalat ashar pada hari Jumat menghadap kiblat, ia tidak berbicara dengan seorang pun sampai tenggelam matahari (magrib).” [Tarikh Waasith]
Hal ini juga bisa dilakukan oleh wanita di rumahnya, setelah shalat ashar wanita berdoa dan berharap dimustajabkan. Demikian juga orang yang terhalangi untuk shalat ashar di masjid seperti dengan sakit atau ada udzur lainnya. Semoga bermanfaat
.
Salam Hangat, MyHayra Fayda Team
Sumber : https://muslim.or.id
Leave a reply