Kalau kita ditanya: Apakah ada yang mau didzalimi? Adakah yang mau dianiaya? Tentu jawaban yang kita berikan adalah “Tidak”. Benar, kita tidak mau didzalimi dan tidak mau dianiaya.
Hal penting berikutnya yang perlu sama-sama kita sadari adalah, bahwa orang lain juga sama, tidak mau didzalimi pula. Oleh sebab itu, kita dituntut berlaku adil. Adil terhdap diri sendiri dan adil terhadap orang lain.
Kebanyakan orang mengira bahwa kedzaliman itu hanya merugikan orang yang didzalimi. Benarkah demikian? Ketahuilah…! bahwa bahaya yang diderita oleh pelaku kedzaliman itu jauh lebih besar dan lebih mengerikan dibanding bayaha yang menimpa orang yang didzalimi. Diantara bahaya itu adalah:
1. Kezhaliman Menjadi Kegelapan
Rasulullah saw bersabda: “Takutlah kalian berbuat dzalim, karena kedzaliman itu menjadi kegelapan di hari kiamat”. (HR. Muslim)
Tidak didapatinya cahaya adalah kegelapan. Walaupun kegelapan bukan hanya itu. Kesedihan dan kesusahan adalah kegelapan. Siksaan demi siksaan adalah kegelapan. Dan itu semua akan ditimpakan kepada orang yang berlaku dzalim. Jadi, kedzaliman adalah sumber kesusahan di hari kiamat. Kezhaliman itu memberikan kesusahan untuk diri sendiri, susah di dunia dan terlebih lagi nanti susah di akhirat.
2. Kezhaliman itu menjadi sebab kebangkrutan
Rasulullah saw pernah pertanya kepada para sahabat
“Tahukan kalian siapa itu orang yang bangkrut?”
Mereka menjawab:
“Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak lagi memiliki uang dan barang”.
Beliau lalu menerangkan:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut diantara umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal shalat, puasa dan zakat. Disamping itu, ia juga membawa dosa mencaci maki, menuduh, mengambil harta orang lain, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Maka tiap-tiap orang yang didzaliminya dibayar dengan amal baiknya. Kalau habis amal baiknya, sedangkan tanggungannya belum terbayar, maka diambil sebagian dari dosa-dosa mereka lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam api neraka”. (HR. Muslim)
Bangkrut di dunia, masih bisa mencari gantinya. Bangkrut di dunia, masih ada yang dapat memberikan pertolongan. Adapun bangkrut di hari akhirat, maka tidak ada gantinya dan tidak ada orang yang bisa menolong. Tentu kita tidak ingin mengalami hal yang demikian. Dan itu semua disebabkan oleh kedzaliman terhadap sesama.
3. Mengambil hak orang lain itu sama dengan mengambil sepotong api neraka
Tentu tidak ada orang yang rela mengambil api untuk membakar dirinya sendiri. Yang patut dibayangkan oleh orang yang ingin mengambil hak orang lain adalah bahwa ia akan mengumpulkan bara api untuk membakar dirinya di neraka.
Dalam hal ini, Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya aku ini manusia seperti kalian. Dan sesungguhnya kalian mengadukan sengketa kepada saya. Boleh jadi sebagian dari kalian lebih menguasai argumentasinya dari pada yang lain sehingga aku menangkan perkaranya. Maka dari itu, barang siapa yang aku menangkan perkaranya sehingga ia mengambil hak saudaranya, maka sesungguhnya aku potongkan sekeping api neraka untuknya”. (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Do’a orang yang didzalimi itu tidak tertolak
Rasulullah saw bersabda:
“Takutlah kamu akan do’a orang yang didzalimi, karena sesungguhnya tidak ada tabir antara do’anya dengan Allah”. (HR. Bukhari dan Muslim)
5. Orang yang dzalim itu tidak dibiarkan, melainkan ditangguhkan saja
Jangan sekali-kali orang merasa aman lantaran kedzaliman yang kerap ia lakukan tidak pernah terungkap. Jangan pula merasa bebas karena tidak ada orang yang berani menuntut. Ketahuilah bahwa Allah tidak membiarkannya, melainkan memberi tangguhan saja. Apakah kesempatan itu digunakan untuk memperbaiki diri atau malah untuk semakin menambah kedzaliman?
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya Allah memberi tangguhan kepada orang yang berlaku dzalim. Jika Allah hendak mengazabnya, maka tidak akan membiarkannya lolos”
Kemudian beliau membaca Qs. Hud : 102
“Dan begitulah adzab Tuhanmu, apabila Dia mengadzab penduduk negeri-negeri yang berbuat dzalim. Sesungguhnya adzab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sedemikian rupa bahaya kedzaliman bagi pelakunya, maka mari kita pegang dua pesan Rasulullah saw sebagai beikut:
1. Belalah saudaramu
Beliau bersabda:
“Belalah saudaramu, apakah ia berlaku dzalim atau didzalimi”
Seorang sahabat bertanya:
“Wahai Rasul Allah, aku membelanya jika ia didzalimi. Beritahulah saya, jika ia berlaku dzalim, bagaimana aku membelanya?”
Rasulullah saw menjawab:
“Engkau halangi dia, atau engkau cegah dia dari perilaku dzalim. Karena sesungguhnya yang demikian itu adalah pembelaan terhadapnya”. (HR. Bukhari)
2. Mintalah dihalalkan sekarang juga
Beliau bersabda:
“Barang siapa yang ada sangkut paut kedzaliman dengan saudaranya, baik berkaitan dengan kehormatan atau lainnya, maka mintalah dihalalkan daripadanya pada hari ini, sebelum tidak berlaku lagi dinar dan dirham (mata uang). Jika dia punya amal shalih, maka diambilkan darinya sesuai kadar kedzalimannya. Dan jika tidak memiliki amal kebaikan lagi, maka diambillah sebagian dari dosa-dosa saudaranya itu dan ditimpakan kepadanya.” (HR. Bukhari)
Semoga keterangan di atas bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita termasuk orang-orang yang bersungguh-sungguh ingin mengambil manfaat, sehingga kehidupan kita jauh dari kezhaliman. Aamiin
Salam Hangat, MyHayra Team
Sumber : www.kompasiana.com
Leave a reply