Sekedar mengingatkan diri sendiri dan para suami, jangan sampai kita termasuk ke dalam tiga golongan yang terancam tidak akan masuk Surga, di antaranya karena menjadi DAYYUTS. Ingatlah, sesungguhnya kita akan ditanya atas apa yang kita pimpin.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Ada tiga golongan manusia yang TIDAK AKAN MASUK SURGA dan ALLAH TIDAK AKAN MELIHAT MEREKA PADA HARI KIAMAT: anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, DAYYUTS yaitu kepala rumah tangga yang membiarkan kemungkaran dalam rumah tangganya.” [HR. Nasa’i (5: 80-81); al-Hakim (1: 72, 4: 146-147); al-Baihaqi (10: 226) dan Ahmad (2: 134)]
Ajaran Islam adalah ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia kemudian memberikan kepada mereka petunjuk agar selamat di dunia dan akhirat. Petunjuk yang diberikan tersebut berupa Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang harus ditaati dan diamalkan.
Barangsiapa yang menyimpang dari petunjuk Allah dan Rasul-Nya serta mengabaikan perintah dan larangan-Nya, niscaya akan memperoleh adzab. Allah Yang Maha Adil berkuasa memasukkan manusia ke dalam Surga atau Neraka, tergantung dari amal perbuatan mereka. Bila ada yang dimasukkan-Nya ke dalam Neraka maka hal itu adalah berdasarkan keadilan-Nya, Dia sekali-kali tidak berbuat zalim kepada hamba-hamba-Nya.
Menurut Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas hafizhahullah Golongan ini (Dayyuts) adalah orang-orang yang membiarkan terjadinya kemungkaran di rumah tangganya. Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)
Para ulama salaf menjelaskan makna jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, sebagai berikut:
1. Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: “Beramallah dengan taat kepada Allah, takut berbuat maksiat, dan perintahkan keluargamu agar ingat hukum-hukum-Nya, niscaya Dia akan menyelamatkanmu dari api neraka.”
2. Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata: “Ajarkanlah akhlak dan kebaikan budi pekerti kepada mereka.”
3. Mujahid rahimahullah berkata: “Takutlah kepada Allah dan nasihatilah keluargamu supaya bertaqwa kepada-Nya.”
(Tafsir Ibnu Katsir, 4/412-413)
Ayat di atas mewajibkan seorang suami atau kepala rumah tangga bertanggung-jawab dalam rumah tangganya. Seorang bapak atau suami merupakan orang pertama dalam rumah tangga yang harus berusaha agar rumah tangganya damai, tenteram, dan penuh rahmat Allah. Untuk itu, diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh.
Terkadang seorang bapak mempunyai cita-cita seperti itu namun salah mengambil jalan sehingga cita-citanya tidak terwujud.
Karena itu, tarbiyyah (pendidikan) dan pembinaan rumah tangga harus mendapatkan PRIORITAS PERTAMA. Seorang bapak harus berupaya membina istri, anak, dan keluarga yang terdekat semisal mengingatkan mereka untuk shalat.
Jika seorang bapak atau suami bersikap diam dan merasa aman terhadap istri dan anaknya yang sudah terperangkap dalam adat jahiliyah, atau telah melanggar syari’at Islam, maka suami atau bapak seperti inilah yang dinamakan dayyuts.
Sikap suami yang membiarkan istri dan anaknya berbuat kejelekan dalam rumah tangganya sangat berbahaya. Ia membiarkan anak dan istrinya meninggalkan shalat, membiarkan mereka mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram. Ia menganggap baik perbuatan keji, zina beserta sarana yang membawa kepada zina, bahkan ia membiarkan mereka berbuat maksiat. Maka, kelak dia akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah di hari kiamat.
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ketahuilah, kamu sekalian adalah pemimpin dan kamu sekalian bertanggung jawab atas orang yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin atas rakyatnya dan bertanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya. Laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang perempuan juga pemimpin bagi rumah suami dan anak-anaknya dan ia bertanggung jawab atas itu semua, seorang hamba sahaya bertanggung jawab terhadap harta tuannya.” (HR. Bukhari, Muslim, ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Jangan sampai sebagai seorang suami, SIBUK memperbaiki orang lain sementara membiarkan berbagai kemunkaran dilakukan oleh istri dan anak-anak, dengan alasan:
“Sudah dinasihati tapi tetap tidak mau.”
Apakah kewajiban seorang PENGENDALI rumah tangga HANYA SEBATAS ITU..?
Allahul Musta’an. Kita berlindung kepada Allah agar tidak menjadi Dayyuts.
Salam Hangat, MyHayra Team
Sumber : https://ar-ar.facebook.com
Leave a reply