Pahala Sederajat Jihad untuk Ibu Rumah Tangga
Suatu ketika, Ibnu Abbas pernah diutus oleh para sahabat perempuan (shahabiyah) guna bertanya kepada Rasul perihal apakah mereka juga bisa mendapat pahala sebagaimana para lelaki yang berangkat berjihad. Rasul menjawab, tugas yang dikerjakan oleh istri berupa mengurus rumah, membesarkan anak, dan lain sebagainya, sederajat pahalanya dengan jihad di jalan Allah.
Ats-Tsa’alabi pernah meriwayatkan hadis dari Aisyah, Rasul menyatakan bahwa tidak ada yang pantas bagi seorang istri yang membenahi kondisi rumah kecuali Allah akan mencatat aktivitas itu sebagai kebajikan dan bakal menghapus dosanya lalu meninggikan derajatnya.
Istri yang mengandung lalu melahirkan anak akan memperoleh pahala sebesar ganjaran orang yang berpuasa dan berjihad di jalan Allah. Jika tengah menyusui anaknya, maka malaikat dari langit akan memanggilnya dan akan dicukupkan pahala amal yang lampau dan akan datang. Aisyah berseloroh, ”Allah memberikan segudang kebajikan bagi perempuan, mana bagian kalian wahai laki-laki?” Tak pelak, celetukan Aisyah itu pun membuat Rasul tertawa.
Al-Wishabi menambahkan, acapkali memang diakui kejenuhan akan datang menghampiri. Maka, di antara rutinitas selingan yang bisa dilakukan adalah aktivitas menjahit. Karena, menurut al-Wishabi, sebaik-baik pekerjaan bagi perempuan selama di rumah, di samping tugas utama yang lain, ialah menjahit.
Ia menyebutkan, menjahit baju, adalah tradisi para istri nabi dan rasul terdahulu. Sebut saja Hawa. Kulit kambing yang disembelih oleh Nabi Adam AS dipintal sedemikan rupa lalu dijahit guna difungsikan sebagai baju dan kerudung.
“Sebaik-baik hiburan seorang istri adalah memintal,” demikian sabda Rasul seperti dinukilkan oleh Ibnu Abas. Salah satu alasannya, seperti diungkapkan Rasul di riwayat Anas bin Malik, menenun atau menjahit baju dinilai bisa menjadi salah satu media yang mempercantik performa seorang perempuan dan membuatnya lebih bersahaja.
Salam Hangat, MyHayra Team
Sumber : www.republika.co.id
Leave a reply