MUNGKIN nama Ali Banat bagi kita terasa asing. Tapi apa yang telah dia lakukan sungguh terpuji dan mengagumkan bahkan hampir tidak dilakukan oleh banyak orang kaya lainnya. Ia sumbangkan semua harta sebelum Allah SWT memanggilnya.
Ali Banat lahir di Sidney Australia, 16 Februari 1982. Pada usia 33 tahun atau tahun 2015, dia telah menikmati kehidupan yang mewah. Perusahaan keamanan dan listrik yang didirikannya berkembang pesat.
Saat pertama kali didiagnosis dengan karsinoma adenoid stadium 4, jenis kanker mulut yang langka di tahun 2015, Banat diberitahu bahwa ia hanya memiliki waktu tujuh bulan untuk hidup. Tapi, pria itu bertahan selama lebih dari dua tahun, jauh dari perkiraan dokter. Ali Banat yang seorang pengusaha muda yang sukses, justru melihatnya sebagai sebuah anugerah dari Tuhan. Dia menggunakan hartanya untuk berusaha melakukan perubahan.
Banat meninggal awal pekan ini, di mana pada sisa hidupnya, filantropis dan mantan pebisnis itu telah mendonasikan dan mengumpulkan uang untuk ia distribusikan kepada Muslim yang membutuhkan di seluruh dunia. Demikian seperti dikutip dari The Independent’s Indy 100 (3/5/2018).
Sebelum didiagnosis dengan kanker, Banat hidup penuh kemewahan dengan mobil mewah seperti Ferrari, pakaian mahal dan berbagai barang-barang lainnya. Namun, setelah dia mengetahui kondisi penyakitnya, Ali Sadar bahwa dia mengejar tujuan yang salah.
Dalam sebuah dokumenter pendek yang diunggah di kanal YouTube OnePath Network, Ali menyebut penyakitnya itu sebagai sebuah “karunia” dari Allah. Dia mengatakan, Allah telah memberikan kesempatan padanya untuk berubah dengan penyakitnya itu.
“Alhamdulillah ini adalah karunia karena Allah memberikan saya kesempatan untuk berubah,” kata Ali. Dia mengatakan, dengan penyakit itu telah membuatnya menyadari bahwa hidupnya penuh dengan anugerah, bahkan hal kecil seperti bernafas merupakan sebuah karunia.
Setelah mengetahui diagnosis kanker itu, Ali Banat segera menjual bisnisnya dan melakukan perjalanan ke Togo, Afrika, sebuah negara di mana sekitar 80 persen penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan dengan populasi Muslim yang cukup besar. Tergerak dengan apa yang dilihatnya di sana, Ali memutuskan menggunakan uangnya untuk membangun masjid dan sekolah untuk anak-anak di sana. Dia kemudian memperluas cakupan kerjanya dan membentuk proyek Muslim Around The World (MATW).
Melalui MATW, dia melakukan berbagai kegiatan amal lainnya, seperti membangun desa untuk menampung sekitar 200 janda, rumah sakit sederhana, pemakaman dan berbagai bisnis yang bertujuan membantu komunitas lokal.
Dalam pesan menjelang kematiannya, Ali Banat meminta orang-orang meneruskan pekerjaannya.
Mari kita lanjutkan pekerjaan yang telah dimulai oleh Ali Banat.
Salam Hangat, MyHayra Team
Source : berbagai sumber
Leave a reply